Penolakan pembangunan Gereja St. Bernadette

st_Bernadette_pinang

Siang ini tadi gw dikejutkan dengan demonstrasi di depan gereja St. Bernadette, Pinang. Aksi ini terjadi setelah misa pagi pertama selesai dan tidak terlihat adanya kekerasan namun aksi damai yang intinya melarang adanya pembangunan gereja di daerah ini. Fakta di lapangan menyebutkan Gereja ini memiliki lokasi yang cukup kontroversial karena berada di tengah-tengah kampung warga dan menurut informasi yang beredar Gereja ini masih belum ada perizinan pembangunan. Gereja ini sudah ada sejak tahun lalu dan masih belum berbentuk bangunan Gereja sebenarnya namun hanya sebuah gudang kemudian ada terpal di sisi kanan kiri-nya saja untuk menghindari hujan dan panas pada saat misa berlangsung.

Terlepas dari fakta-fakta yang menyudutkan Gereja ini, menurut gw, inilah salah satu bukti nyata bahwa masih belum adanya ketegasan hukum dan prakteknya untuk melindungi warga dari tindakan-tindakan intoleransi. Jika hukum tidak ditegakkan, akan timbul kesan negatif. “Pertama, intoleransi dibolehkan dan ditiru yang lain. Dan kedua, seakan-akan negara lemah tidak bisa melindungi warga negaranya”

Bahkan menurut info dari berbagai sumber kekerasan juga terjadi pada kelompok kepercayaan, seperti yang terus menerus terjadi pada kelompok Ahmadiyah, menjadikan ke-200.000 pengikutnya hidup dalam ketakutan. Tanpa proses pengadilan, bahkan berdasarkan interpretasi kepercayaannya sendiri, Menteri Agama Suryadharma Ali telah mengumumkan rencana untuk membubarkan Ahmadiyah. Beritanya bisa dibaca di sini

Sementara itu Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mencatat kasus diskriminasi dan kekerasan atas nama suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) meningkat di era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Di era reformasi kasus SARA sebanyak 150 kasus pertahun, sementara di bawah Pemerintahan Yudhoyono meningkat menjadi 210 kasus pertahun. Data ini dihimpun dari pelbagai media. Peneliti LSI, Adjie Alfaraby mengatakan, Pemerintahan Yudhoyono tidak tegas dalam melindungi keberagaman. Ketidaktegasan ini memicu kekerasan dan diskriminasi.

Semoga kasus yang dialami Gereja St. Bernadette, Pinang menemui jalan tengah dan tidak ada kekerasan yang menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. God Bless Us!!

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d